Akan datang saatnya kau bertemu dia kembali . Di mana akan
menjadi titik penyesalan terberat yang akan kau rasakan. Menekan rongga
paru-paru untuk membuatmu sulit bernafas dan mematikan otot bibir untuk
berbicara . Tak kuat menahan haru malu melihat dia begitu biasa , seolah
menikmati setiap bagian hidup yang terjadi. Dia terlihat ikhlas melawan apa
yang sudah menjadi takdirnya. Dia yang masih bisa berjalan walau sempat tertatih. Dan ternyata dia
masih saja mengingat kebiasaan dan hal yang kau sukai menandakan dia tidak
menyimpan dendam ataupun benci.
Dia yang pernah kau yakini tak akan mengecewakanmu dan dia orang
yang pernah kau hempaskan ke dasar jurang kepedihan. Dia , dia yang pernah merelakan
matanya untuk bersedia melihat senyumu . Dia yang pernah merelakan bahunya
untuk bersedia memikul kesedihanmu. Dia yang pernah merelakan tangannya untuk bersedia memegang erat tanganmu saat kau mulai
tersesat. Dia , dia yang pernah merelakan bibirnya untuk berucap janji menjadikanmu
satu-satunya untuk dia . Dia yang pernah merelakan waktunya untuk bersedia
memperhatikanmu. Dia korbankan semua untuk memperjuangkanmu menjadi yang
terakhir di hidupnya.
Apa yang kau rasakan saat dia dihadapanmu ? Saat dia
tuturkan sapa dan senyuman ? Hal biasa yang bisa saja membuatmu rindu akan saat
itu, saat dia memberikan seluruh perhatiannya padamu. Kau tak kuasa menahan
rasa sakit penyesalan telah melepasnya dari genggamanmu. Membuatmu menumpahkan
sesal lewat butiran air mata yang akan kau teteskan. Wajar jika hatimu terus
bertanya “apakah dia masih mencintaiku ? apakah dia mau kembali padaku ?”
Sadarilah , dia tetaplah dia yang dulu yang memang tak
sempurna. Dia yang masih berjuang untuk memperbaiki hidupnya supaya bisa
memberikan arti penting untuk orang yang dicintainya. Kau pun tak sempurna ,
dia mungkin tak peduli akan hal itu . Dia pernah bersedia terima apa yang ada
padamu. Rasa sesal memang selalu di akhir dan semua orang memang pernah berbuat
salah. Yakini sajalah bahwa dia masih yang dulu sehingga mampu menghilangkan
ego dan gengsi untuk mengemis dan
meminta dia untuk kembali .
"Penyesalan memang selalu datang di akhir , kita tak pernah tau apakah akan ada orang yang lebih baik dari dia yang berusaha baik .Jangan sia-siakan orang yang sudah berkorban untukmu. Sadarilah untuk siapa yang dia lakukan itu ,untuk kau yang bukan merupakan siapa-siapa atas dirinya tapi dia rela mau memperjuangkan kamu"