Saturday, December 13, 2014

DIALAH

Akan datang saatnya kau bertemu dia kembali . Di mana akan menjadi titik penyesalan terberat yang akan kau rasakan. Menekan rongga paru-paru untuk membuatmu sulit bernafas dan mematikan otot bibir untuk berbicara . Tak kuat menahan haru malu melihat dia begitu biasa , seolah menikmati setiap bagian hidup yang terjadi. Dia terlihat ikhlas melawan apa yang sudah menjadi takdirnya. Dia yang masih bisa berjalan  walau sempat tertatih. Dan ternyata dia masih saja mengingat kebiasaan dan hal yang kau sukai menandakan dia tidak menyimpan dendam ataupun benci.

Dia yang pernah kau yakini tak akan mengecewakanmu dan dia orang yang pernah kau hempaskan ke dasar jurang kepedihan. Dia , dia yang pernah merelakan matanya untuk bersedia melihat senyumu . Dia yang pernah merelakan bahunya untuk bersedia memikul kesedihanmu. Dia yang pernah merelakan tangannya untuk  bersedia memegang erat tanganmu saat kau mulai tersesat. Dia , dia yang pernah merelakan bibirnya untuk berucap janji menjadikanmu satu-satunya untuk dia . Dia yang pernah merelakan waktunya untuk bersedia memperhatikanmu. Dia korbankan semua untuk memperjuangkanmu menjadi yang terakhir di hidupnya.

Apa yang kau rasakan saat dia dihadapanmu ? Saat dia tuturkan sapa dan senyuman ? Hal biasa yang bisa saja membuatmu rindu akan saat itu, saat dia memberikan seluruh perhatiannya padamu. Kau tak kuasa menahan rasa sakit penyesalan telah melepasnya dari genggamanmu. Membuatmu menumpahkan sesal lewat butiran air mata yang akan kau teteskan. Wajar jika hatimu terus bertanya “apakah dia masih mencintaiku ? apakah dia mau kembali padaku ?”

Sadarilah , dia tetaplah dia yang dulu yang memang tak sempurna. Dia yang masih berjuang untuk memperbaiki hidupnya supaya bisa memberikan arti penting untuk orang yang dicintainya. Kau pun tak sempurna , dia mungkin tak peduli akan hal itu . Dia pernah bersedia terima apa yang ada padamu. Rasa sesal memang selalu di akhir dan semua orang memang pernah berbuat salah. Yakini sajalah bahwa dia masih yang dulu sehingga mampu menghilangkan ego dan  gengsi untuk mengemis dan meminta dia untuk kembali .
 
"Penyesalan memang selalu datang di akhir , kita tak pernah tau apakah akan ada orang yang lebih baik dari dia yang berusaha baik .Jangan sia-siakan orang yang sudah berkorban untukmu. Sadarilah untuk siapa yang dia lakukan itu ,untuk kau yang bukan merupakan siapa-siapa atas dirinya tapi dia rela mau memperjuangkan kamu"